Ketika Dipercaya

Hubungan antara anak dan orang tua memang unik. Yang saya temui, ada orang tua yang sangat percaya pada anaknya. Bahwa si anak adalah anak baik-baik tanpa cela sedikitpun. Akan tetapi bukan seperti itu yang terjadi. Dan dunia tahu tentang itu, facebook telah mendokumentasikannya. Disadari atau tidak, si anak hobi mengeluarkan semua isi hati dalam status facebook, merekam banyak aktivitas dalam foto yang diupload ke facebook. Ketika beberapa orang telah mengingatkan ke orang tuanya, lagi-lagi sang orang tua lebih percaya dengan penjelasan si anak, tidak demikian, tidak seperti itu. Si anak pun, sangat susah untuk dinasehati.

Menurut saya, dalam hal ini orang tua juga kurang bijak, tidak mengkroscek apa yang sebenarnya terjadi. Hanya mendengar dari satu sisi dan sisi banyak yang telah dikemukakan orang lain tidak pernah didengar. Tapi yang membuat sangat geram adalah si anak yang dengan mudah membohongi orang tua dan mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan.

Itulah salah satu yang membuat saya resah ketika membuka facebook. Ada hal demikian yang terjadi pada orang yang masih terhitung keluarga. Mungkin kebanyakan yang lain bisa cuek, tapi apakah boleh hanya diam ketika melihat ketidakbenaran? Ketika mulut sudah digunakan, semoga hati selalu mendoakan.

newdirectionsconsulting.com

Apakah arti sebuah kepercayaan? Bagi saya, hidup juga tentang kepercayaan. Bersyukur bahwa orang lain masih percaya kita baik, masih percaya kita bisa melakukan yang baik. Apa jadinya apabila semua orang sudah tidak percaya lagi dengan kita? Berbuat baik disangka buruk, apalagi berbuat buruk.

Sering mendengar Aa’ Gym bilang “Alhamdulillah, Allah masih menutup banyak aib-aib kita, apa jadinya apabila semua aib itu terbuka“. Bersyukurlah apabila orang lain percaya bahwa kita orang yang baik dan berbuat baiklah, tetapi tetaplah berbuat baik dikala orang lain menganggap kita bukan orang baik. 🙂

3 thoughts on “Ketika Dipercaya

Add yours

  1. Makanya di jaman sekarang, orang tua musti rada-rada melek teknologi. Kalau anaknya nge-FB, orang tua bisa ikut jadi friend-nya. Jadi si anak merasa terawasi.

    Yup. Allah masih menjaga aib-aib kita. Menyembunyikan setiap apa yang kita pikirkan. Apa jadinya kalau kita menjadi satorare. hiks.. patut bersyukur.

Leave a reply to Fifin Cancel reply

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑